KARANGANYAR
(21/02/2017): Dalam rangka menekan jumlah penderita kanker leher rahim di Indonesia, Organisasi Aksi
Solidaritas Era Kabinet Kerja (OASE Kabinet Kerja) bersinergi dengan BPJS
Kesehatan dan Kementerian Kesehatan dalam kegiatan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Pada Perempuan
melalui Inspeksi Visual Asam Asetat
(IVA) di Kabupaten Karanganyar
Jawa Tengah (21/02).
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Ibu Negara Iriana Joko Widodo sekaligus dalam
rangka kunjungan kerja beliau ke sejumlah tempat di Karanganyar. OASE Kabinet Kerja
merupakan sebuah perkumpulan para pendamping menteri dan unsur eksekutif lain
yang dipimpin oleh Ibu Negara Iriana Jokowi, yang memiliki tiga program untuk
mendukung tercapainya Nawacita Presiden Jokowi. Salah satu program yang
digalang adalah meningkatkan pelaksanaan pencegahan dan deteksi dini kanker
pada perempuan di Indonesia mulai tahun 2015 - 2019.
“Deteksi dini kanker leher rahim ini merupakan salah satu bentuk program
promotif preventif yang dijamin BPJS Kesehatan bagi peserta JKN-KIS. Dalam
kesempatan tersebut, Ibu Negara memberikan arahan bahwa perlu terus dilakukan
upaya jemput bola agar semakin banyak ibu-ibu yang mendapatkan kesempatan
diperiksa tanpa harus meninggalkan pekerjaannya,” kata Direktur Utama BPJS
Kesehatan Fachmi Idris, saat mendampingi Ibu Iriana Joko Widodo.
Fachmi
menambahkan, deteksi
dini kanker leher rahim masuk dalam skema pembiayaan program JKN-KIS, sehingga
peserta JKN-KIS yang ingin melakukan deteksi dini kanker leher rahim tidak
perlu lagi mengeluarkan uang. Sebagai informasi, kanker leher rahim tidak
menimbulkan gejala dan sulit terdeteksi pada stadium awal, oleh karena itu
sebaiknya lakukan skrining kesehatan melalui layanan kesehatan
deteksi dini kanker leher rahim. Kanker leher rahim, tambah Fachmi umumnya baru
terdeteksi ketika sudah stadium lanjut, di mana proses pengobatan yang harus
dilakukan menjadi lebih sulit dan biaya pengobatannya pun menjadi lebih mahal.
Namun dibandingkan dengan jenis kanker lainnya, kanker leher rahim sebetulnya
paling mudah dicegah dan dideteksi. Caranya dengan melakukan deteksi dini dan
pemberian vaksinasi.
Menurut Fachmi, apabila dari hasil pemeriksaan tersebut terdapat peserta
JKN-KIS yang positif mengidap kanker leher rahim, maka ia dapat menjalani
perawatan lebih lanjut di fasilitas kesehatan yang bermitra dengan BPJS
Kesehatan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku. Berdasarkan data
peserta BPJS Kesehatan secara nasional di tahun 2016, jumlah kasus kanker leher
rahim di tingkat pelayanan rawat jalan tingkat lanjutan mencapai 12.820 kasus
dengan total biaya sekitar Rp56,5 miliar, sementara di tingkat rawat inap ada 6.938
kasus dengan total biaya sekitar Rp87,1 miliar.
Di Tahun 2016 juga, BPJS Kesehatan bekerja sama dengan instansi
pemerintah dan pihak lainnya telah melakukan pemeriksaan IVA kepada 137.465 peserta
JKN-KIS dan sebanyak 5.753 orang terdekteksi IVA positif. Khusus di wilayah
kerja Divisi Regional VI BPJS Kesehatan (Jawa Tengah dan DI Yogyakarta), di
tahun 2016, pemeriksaan IVA telah dilakukan kepada 17.129 peserta JKN-KIS
dengan hasil IVA positif yaitu 1.277 orang untuk selanjutnya ditindaklanjuti
dengan tindakan krioterapi, dan sebanyak 3.379 peserta JKN-KIS (456 orang dengan
IVA positif) di wilayah kerja BPJS Kesehatan Cabang Surakarta.
Sedangkan sampai dengan Januari 2017, sebanyak 6.117 peserta JKN-KIS
telah melakukan pemeriksaan IVA. Khusus di wilayah kerja Divisi Regional VI
(Jawa Tengah dan DI Yogyakarta) BPJS Kesehatan, sebanyak 468 peserta JKN-KIS
telah melakukan pemeriksaan IVA dan sebanyak 140 peserta JKN-KIS di wilayah
kerja BPJS Kesehatan Cabang Surakarta.
Keseriusan pemerintah dalam menekan angka penderita kanker leher rahim
di Indonesia dibuktikan dengan dicanangkannya Gerakan Nasional Deteksi Dini
Kanker pada Perempuan yang dirilis tahun lalu. Pada 21 April 2015 silam,
gerakan tersebut dilakukan secara serentak di sejumlah puskesmas yang tersebar
di seluruh Indonesia, antara lain meliputi Provinsi Sumatera Utara, Sumatera
Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa
Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, dan DKI Jakarta.
Tak hanya itu, pada 29 Juli 2016, BPJS Kesehatan bekerja sama dengan
OASE, Kementerian Kesehatan dan BKKBN melaksanakan kegiatan Pencanangan Gerakan
Promotif Preventif dengan Pemeriksaan IVA dan Papsmear serentak di seluruh
Indonesia, tepatnya di 1.558 titik pelayanan pemeriksaan IVA dan Papsmear.
Kegiatan itu pun sukses menyabet Rekor MURI sebagai Penyelenggaraan Program
Pemeriksaan IVA dan Papsmear Terbanyak Serentak di Indonesia.
***