JAKARTA (05/10/2017) : Di antara semua jenis kanker, kanker serviks atau kanker leher rahim menduduki peringkat kedua dengan penderita terbanyak setelah kanker payudara. Berdasarkan data dari WHO Information Centre on HPV and Cervical Cancer, 2 dari 10.000 wanita di Indonesia menderita kanker serviks dan diperkirakan 26 wanita meninggal setiap harinya karena kanker serviks.
“Kanker serviks tidak menimbulkan gejala dan sulit terdeteksi pada stadium awal. Umumnya baru terdeteksi ketika sudah stadium lanjut, di mana proses pengobatan yang harus dilakukan menjadi lebih sulit dan biaya pengobatannya pun menjadi lebih mahal,” kata istri Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Salsia Darmin Nasution saat membuka Kegiatan Pemeriksaan Deteksi Kanker Leher Rahim, hasil kerja sama dari Dharma Wanita Persatuan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Menurut Salsia, dibandingkan dengan jenis kanker lainnya, kanker serviks sebetulnya paling mudah dicegah dan dideteksi. Caranya dengan melakukan deteksi dini dan pemberian vaksinasi. Layanan deteksi dini seperti pemeriksaan IVA/Papsmear dapat dijamin oleh BPJS Kesehatan, sehingga peserta JKN-KIS tidak perlu khawatir dengan biayanya. Jika setelah diperiksa dan peserta memerlukan penanganan lebih lanjut, maka akan dirujuk sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.
"Pemeriksaan IVA/Papsmear merupakan metode pemeriksaan sederhana yang memiliki tingkat akurasi tinggi, aman serta nyaman bagi pasien. Ini adalah salah satu bentuk program promotif preventif yang disediakan pemerintah dan BPJS Kesehatan bagi peserta JKN-KIS untuk menekan jumlah penderita kanker serviks," kata Salsia.
Sementara itu, berdasarkan data peserta JKN-KIS secara nasional tahun 2016, jumlah kasus kanker serviks di tingkat pelayanan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL) mencapai 12.820 kasus dengan total biaya sekitar Rp56,5 miliar, sementara di tingkat Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL), tercatat ada 6.938 kasus dengan total biaya sekitar Rp87,1 miliar.
Adapun sampai dengan 1 September 2017, deteksi dini yang dilakukan BPJS Kesehatan dengan metode IVA telah berhasil menjangkau 155.326 peserta JKN-KIS, sementara Papsmear berhasil menjangkau 197.593 peserta JKN-KIS.