Hemodialisa Gratis, Marliyah Berterima Kasih Kepada Pemkab Banjarnegara

Penulis : Humas Dibaca : 244 Kategori : Berita Umum
Tanggal Posting : 24 Mar 2023 07:01:17
Banjarnegara, Jamkesnews – Marliyah (37), warga Sirubun, Kalibening, Banjarnegara merasa beruntung telah didaftarkan Pemerintah Kabupaten Banjarnegara menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) segmentasi peserta Penerima Bantuan Iuran yang bersumber dari APBD. Ia secara rutin bisa menjalani pengobatan hemodialisa atau cuci darah dengan gratis berkat Program JKN. Ibu rumah tangga dengan dua anak ini bercerita mengidap gagal ginjal kronis sehingga harus menjalani pengobatan hemodialisa. Berbekal JKN, selama sembilan bulan terakhir ini, ia menjalani hemodialisa secara rutin di RSUD Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara. Tanpa Program JKN, Marliyah merasa tidak mampu membiayai pengobatannya yang menelan biaya besar selama ini. Apalagi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari ia hanya mengandalkan pendapatan dari suaminya yang bekerja sebagai kuli bangunan. “Terima kasih banyak Bapak Bupati Banjarnegara telah mendaftarkan saya dan keluarga menjadi peserta JKN. Saya bisa menjalani pengobatan rutin hemodialisa tanpa harus memikirkan perihal biaya karena semua biaya pengobatan telah ditanggung Program JKN,” tutur Marliyah, Senin (13/03). Dengan terdaftarnya sebagai Peserta PBI APBD, ia merasa Pemerintah Kabupaten Banjarnegara telah hadir dan membantu masyarakat yang membutuhkan pertolongan seperti dirinya dalam memenuhi kebutuhan dasar untuk mendapat jaminan kesehatan. Melalui Program JKN, ia pun akhirnya bisa mengakses layanan kesehatan yang memadai dengan mudah. “Terima kasih juga BPJS Kesehatan yang telah mengelola Program JKN. Program ini telah menyelamatkan saya untuk bisa melanjutkan hidup. Saya bisa menjalani pengobatan hemodialisa secara rutin tanpa memusingkan mencari biaya pengobatan dari mana karena semua biaya pengobatan telah ter-cover dalam program ini,”ujarnya. Setiap minggu Marliyah menjalani pengobatan hemodialisa sebanyak dua kali. Ia memperkirakan tanpa JKN, ia harus merogoh uang Rp900 ribu setiap kali menjalani hemodialisa, yang berarti dalam satu bulan ia harus mengeluarkan sekitar Rp7 juta untuk berobat. Angka terbilang sangat besar bagi diri dan suaminya yang masih harus memenuhi biaya sekolah untuk anaknya. “Dulu pun di awal setelah saya didiagnosis gagal ginjal dan disarankan menjalani pengobatan hemodialisa saya sempat ragu. Saya khawatir jika nantinya dibebankan biaya pengobatan yang besar. Selain itu saya juga takut dan belum bisa membayangkan hemodialisa itu seperti apa. Dalam benak hati saya saat itu mungkin pengobatannya masih bisa dilakukan hanya dengan mengkonsumsi obat-obatan saja,” imbuhnya. Namun dokter dan perawat di rumah sakit secara sabar memberikan pengertian kepada Marliyah dan keluarganya. Hemodialisa ini penting dilakukan karena ginjalnya sudah tidak berfungsi dengan baik. Satu-satunya jalan selain mengkonsumsi obat adalah dengan melakukan pengobatan hemodialisa secara rutin. Dokter dan perawat juga meyakinkan Marliyah bahwa ia tidak perlu mengkhawatirkan perihal biaya karena dari awal pengobatannya sudah ditanggung Program JKN. “Dokter dan perawat di sini sangat baik. Mereka sabar membujuk saya untuk menjalani pengobatan hemodialisa. Akhirnya dengan dukungan suami dan keluarga saya memberanikan diri menjalani hemodialisa secara rutin di sini,” pungkas Marliyah. Ia mengaku selama menjalani pengobatan hemodialisa bisa merasa nyaman karena rumah sakit memberikan fasilitas yang memadai. Selain itu, tidak ada perbedaan layanan yang ia rasakan antara pasien JKN seperti dirinya dengan pasien umum. Semuanya mendapat layanan yang baik tanpa ada pengecualian. Dari pengalamannya, Marliyah telah merasakan secara langsung besarnya manfaat menjadi peserta JKN. Ia berharap Program JKN ini bisa terus berkelanjutan dan bisa terus menjaga kualitas mutu layanannya. Ia juga berharap agar Pemerintah Daerah terus mendukung program ini dengan memastikan seluruh masyarakat terdaftar ke dalam Program JKN.(dw/rt)

File :